Mungkіnkekurangan dаrі filter іnі hаnуа makan tempat dі sebelah meja aquascape, itupun tіdаk tеrlаlu masalah karena ukurannya јugа tіdаk seberapa. Tips Memilih Filter Aquascape Dalam memilih filter уаng аkаn temen-temen gunakan untuk aquascape, pilihlah filter dеngаn sirkulasi air уаng baik dan јugа memiliki tempat Dalamproses representasi, film diciptakan dan dapat menyampaikan isi dari film atau pesan yang terkandung di dalamnya harus melalui unsur-unsur film yang ada. Menurut Krissandy (2014:13), “dua unsur yang bantu guna pahami film di yakni unsur naratif dan unsur sinematik, keduanya saling berkesinambungan guna membuat film. PemeranPendukung SINOPSIS Cek Toko Sebelah : Berpusat pada sosok Erwin yang diperankan oleh Ernest Prakasa yang segala sesuatunya berjalan sesuai rencana dan baik. Dia bahkan menerima tawaran kerja di Singapura. Akan tetapi disaat yang sama musibah terjadi menimpanya. Tiba – tiba ayahnya jatuh sakit dan Dia membutuhkan dirinya. Usahayang dilakukan Negara Singapura dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya adalah dengan menciptakan keunikan–keunikan yang menarik perhatian masyarakat, antara lain : Memberikan pajak yang kecil pada semua rekening hotel dan restoran pada organisasi–organisasi yang mendukung, berhubungan dengan sektor pariwisata. 22 Ukuran Banner : Online dan Offline Yang Sering Di Gunakan. Ukuran Banner – Salah satu media yang sering digunakan untuk promosi adalah banner. Secara umum, banner dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu banner offline dan banner online. Banner offline merupakan banner dalam bentuk vertikal yang dicetak menggunakan digital printer, sedangkan PIslUG. Single itu katanya pilihan. Jomblo itu nasib. Kalau LDR? Ya duaduanya lah. ya pilihan.. ya nasib. Hahaa Ada satu hal yang jarang saya lakukan selain sama pacar yaitu nonton film di Bioskop. Karena kami menjalani sebuah Long Distance Relationship, biasanya kalau ada film bagus saya nahan nahan dulu buat nonton sendirian karena nunggu wakuncar alias waktu kunjung pacar. *yang lagi jomblo jangan bilang saya sombong ya.. hahaha* source Filmbor Sebenernya ada film yang sangat sangat pengen saya tonton yaitu LA LA Land. Tapi minggu lalu sebelum berangkat ke Bali sang pacar wakuncar ke Jakarta, dia ngajak saya nonton film indonesia karya Ernest yang berjudul CTS Cek Toko Sebelah. Kali ini CTS menggandeng Starvision sebagai Production Housenya. Yaudah oke aja lah. Yuk nonton, lalu di review. ps Review ini di tulis secara personal, pakai bahasa sehari hari jadi jangan dikira mau review kayak pereview film yang handal ya! *** Film ini diwarnai dengan hadirnya 20 komika indonesia seperti Dodit Mulyanto dengan ciri khas muka inoncentnya, juga Arafah rianti serta Aci komika kemarin sore karena baru lulus dari Stand Up Comedy Academy 2016. Meskipun kemarin sore baru hits, tapi mereka lucu juga. Nggak tanggung tanggung karena udah bawa bawa rombongan komika, ernest masih bawa bawa artis macam Tora sudiro dan vloggernya Last day production yaitu sepasang pao pao dan guntur yang jadi pemain pendukung. Belum lagi dia menggaet gisel dan Adinia wirasti. Ngomong ngomong ini film Indonesia kedua dodit yang saya tonton selain film Talak 3. Pemain utamanya Cek toko Sebelah adalah Ernest sendiri berperan sebagai Erwin. Dalam filmnya kali ini Ia ceritanya lagi pacaran sama Gisella berperan sebagai Natalie yang judes dan dingin. Btw ini film pertamanya Gisella loh, setelah biasanya dia main di Sinetron dan FTV aja. Sementara kakak ernest yaitu Dion Wiyoko berperan sebagai yohan telah menikah dengan Adinia Wirasti Berperan sebagai Ayu. Disini Adinia Wirasti berperan menjadi seorang istri yang sabar dan kalem, menurut saya sangat sayang kalau actingnya dia cuma gitu aja disini. Padahal dia kan aktingnya aslinya bagus baget. Ada momen dimana Asti ini kembali menjalin hubungan dengan mantannya, saya kira bakal ada scene panas karena masalah atau gimana gitu? ternyata nggak ada. Biasa biasa aja. Nggak klimaks. Lah kok malah saya yang drama ya? banyak komentar kayak ibu ibu kalau lagi nonton sinetron atau lagi nonton film india. Hahaa. Masalah yang disuguhkan dalam film Cek toko sebelah ini menurut saya adalah masalah sehari hari yang ringan dan disuguhkan secara alami. Mulai dari kehidupan di toko yang bersebelahan, adanya sebuah adegan cinlok antara Kuncoro yang di perankan oleh Dodit dengan Arafah rianti yang saya udah lupa siapa namanya dalam film ini. Adanya adegan hangatnya sebuah kekerabatan karyawan antar suku dan etnis dalam sebuah toko, tapi tak jarang juga terjadi beberapa ketidak pahaman antar karyawan yang justru malah bikin lucu. Tapi dari sini, ada hal penting yang harusnya di sadari yaitu betapa ragamnya suku budaya di Indonesia ini harusnya berjalan sehangat itu, bukan malah di jadikan masalah besar. Tapi memang cerita utamanya dibumbui sedikit drama sih ketika Kof Afuk jatuh sakit. Koh afuk di perankan oleh Chew Kin wah yang merupakan Aktor dari malaysia. Ia berperan sebagai Ayah yang pilih kasih terhadap kedua anaknya. Ketika koh Afuk sakit, dia meminta Erwin yang mengurus toko kelontongnya karena Erwin dianggap lebih mampu secara dia adalah lulusan sarjana dan sudah mapan kerja. Sementara koh Afuk meremehkan Yohan sebagai kakak, padahal harusnya kalau dipikir pakai logika ya harusnya anak sulung kan yang melanjutkan usaha orang tuanya? Ternyata masalah remeh temeh ini berawal dari ketidak setujuannya Koh Afuk terhadap anak sulungnya yang menikah dengan si Ayu berbeda etnis dan suku juga tentang Yohan yang dianggap seorang trouble maker ngurus diri sendiri dan istri aja belum becus. Sampai sampai ada adegan dimana Yohan masih sering minjem duit pada ayahnya untuk melangsungkan pekerjaannya sebagai fotografer freelance. Hmm sedikit drama kan? Apalagi ketika dalam certia awal Si erwin sedang mendapatkan promosi Jabatan di singapura, dan erwin di hadapkan dengan pilihan harus menerima promosi atau melanjutkan toko Ayahnya. Tapi sedikit drama ini tidak terlalu mengganggu karena untungnya film ini tidak sepenuhnya drama seperti drama korea. Justru dengan cerita di awal yang jelas penonton tidak dibuat bertanya tanya alias suudzon terhadap jalannya cerita ini. Tidak memerlukan ending cerita yang penuh kejutan atau ending cerita yang penuh "twist" sampai sampai orang bergumam "Oalaaaah gitu toooh". Karna Penonton sudah cukup dibuat tertawa, sedih, tertawa lagi, lalu terharu di sepanjang 104 menit pemutaran film dan sepanjang cerita ada saja hikmah yang bisa di ambil. Dan yang saya suka dari Film CTS ini adalah ketika adegan percakapan dari satu scene ke scene lain. Percakapan percakapannya berisi alias tidak banyak ruang hampa seperti Film Indonesia pada umumnya yang lebih banyak diemnya, lalu merenung, atau sejenisnya. Pst. saya juga suka soundtracknya! Trailer Jujur waktu liat trailernya aja saya udah ngakak. Tapi sebelum melangkah masuk menuju studio saya bertanya tanya. Akankah saya ketawa ketawa di sepanjang pemutaran film? Atau yang lucu yaaa cuma bagian yang ada di trailer aja? Ternyata saya ketawa sepanjang film. Gak krik krik sama sekali. Film ini mampu meraih perhatian 2juta penonton Indonesia hanya dalam waktu 19 hari, jauh lebih tinggi daripada filmnya Ngenest tahun lalu yang hanya mampu menarik perhatian sekitar 700rb penonton. Sukses terus untuk perfilman Indonesia! D Rating 7/10. BUKTI! OKEEE INI GAK PENTING MAAP D JAKARTA, - Cek Toko Sebelah merupakan film komedi garapan Ernest Prakasa yang dirilis pada 2016. Saat pertama kali diputar, film ini mendapat ulasan positif dari kritikus maupun penonton. Bahkan film yang mendapat skor 8/10 di IMDb ini juga berhasil memenangkan sejumlah 98 menit, Cek Toko Sebelah mengisahkan tentang Erwin Ernest Prakasa, pria lulusan universitas luar negeri yang sedang menikmati karirnya. Baca juga Sinopsis Mau Jadi Apa?, Komedi Inspiratif yang Diangkat dari Kisah Soleh Solihun Ia memiliki kekasih cantik yang tak kalah sukses, Natalie Gisella Anastasia. Suatu hari, Erwin menerima tawaran untuk dipromosikan bekerja di kantor Singapura. Sayangnya, ia harus melewatkan kesempatan itu karena ayahnya, Koh Afuk Chew Kin Wah, tiba-tiba jatuh sakit. Tak hanya itu, Erwin diminta mengambil alih toko sembako milik keluarganya. Baca juga Sinopsis Schitts Creek, Serial Komedi CBC yang Borong 9 Piala Emmy Erwin terpaksa menghabiskan sebulan waktunya untuk mengelola Natalie merasa kecewa karena ia ingin Erwin mendapatkan promosi di kantornya. Drama kehidupan Erwin semakin rumit setelah kakaknya, Yohan Dion Wiyoko, merasa tak dihargai. Baca juga Sinopsis Trinity Traveler, Film Maudy Ayunda yang Tayang Hari Ini di Netflix Yohan kesal karena ayahnya lebih sayang pada Erwin. Padahal, ia merasa lebih perhatian pada orang tuanya. Meski begitu, Koh Afuk sulit memercayai Yohan yang selalu memberontak. Belum lagi, istri Yohan, Ayu Adinia Wirasti, juga sering berselisih pendapat dengannya. Baca juga Sinopsis Film Hanna, Saoirse Ronan Dilatih Jadi Pembunuh Apakah Erwin akan mengorbankan karirnya untuk menuruti permintaan sang ayah? Ataukah ia akan menyerahkan toko pada Yohan dan mengambil tawaran promosi di kantornya seperti saran Natalie? Temukan jawabannya dalam film Cek Toko Sebelah yang tayang di Viu. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Jakarta Cek Toko Sebelah The Series akan mulai tayang di HOOQ pada 19 Desember 2018. Serial ini terdiri dari 12 episode yang akan tayang pada hari Senin dan Rabu tiap pekannya. Serial ini memiliki potensi banyak penonton karena diadaptasi dari film laris tahun 2017 berjudul sama. Film Cek Toko Sebelah menjadi salah satu film yang sukses pada tahun 2017 lalu. Film garapan Ernest Prakasa itu pun meraup 2,5 juta penonton. Dion Wiyoko dan Ernest Prakasa masih membintangi serial ini. Namun, ada beberapa hal berbeda dalam penggerapannya. Berikut 4 perbedaan film dan series Cek Toko Sebelah. Preskon film Milly dan Mamet Adrian Putra/ Sutradara Dalam penggarapan film ini, Ernest dibantu dua sutradara lainnya, yaitu Arie Kriting dan Bene Dion. Untuk pemilihan keduanya, menurut Ernest dirinya hanya mengajak orang yang sudah berangkat dari penulis. "Sebenernya mau ada regenerasi sutradara aja sih di Cek Toko Sebelah the Series. Tapi memang aku ingin ajak yang sudah berangkat dari penulis. Untuk seorang yang baru dan bukan dari sekolah film cara terbaik jadi sutradara ya ngerti skenario. Kalau ngerti kan mereka sudah punya modal. Memang secara teknis pengetahuan kita sedikit, tapi skenario sudah bagus. Nah mereka kan pernah nulis skenario juga pernah jadi comedy consultant," ujar Ernest Prakasa. 2. FormatCek Toko Sebelah jadi nominator IBOMA 2017. Via beda teknis pembuatannya pasti beda formatannya. Karena di serial, aku harus cari format yang enak untuk skrip series. Ini terjadi bukan setelah film tapi di tengah-tengah film, saat Erwin cuti selama satu bulan yang diceritain sedikit di film. Saat cuti itu kita zoom in," kata Ernest ditemui di kawasan, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa 18/12/2018. 3. CeritaGisel, salah satu pemain film Cek Toko Sebelah Deki Prayoga/ juga pasti beda," ujar Ernest. Kisah series ini bercerita tentang Erwin Ernest Prakasa yang ingin memajukan toko milik ayahnya, Koh Afuk Chew Kin Wah, agar lebih modern dan efisien. Erwin yang melihat kondisi toko masih menggunakan cara lama yang tidak efisien. Namun, Koh Afuk merasa ragu dengan rencana sang anak. Para pegawai juga menanggapinya dengan tidak serius. 4. Komedi Lebih BeratErnest Prakasa Adrian Putra/ Ernest tak mudah untuk membuat serial, dikarenakan unsur komedinya akan menjadi lebih berat. "Ini fokusnya di komedi di toko. Sehingga memodernisasi tokonya. Setelah tahu unsur modernisasi kita bikin plot di setiap episode seperti film. Lalu ada sub plot yang wajar terjadi di serial komedi," pungkas Ernest. Kamu sedangmencari tontonan komedi yang terinspirasi dari kisah nyata yang banyak terjadi di keluarga Tionghoa? Kalau iya, coba saksikan film Cek Toko Sebelahkarya sutradara Ernest Prakasa. Namun, sebelum nonton, ada baiknya simak dulu informasi lengkap seputar film tersebut di artikel ini! Cek Toko Sebelah merupakan film komedi Indonesia karya sutradara Ernest Prakasa yang dirilis pada tanggal 28 Desember 2016. Ide ceritanya berasal dari realita yang terjadi pada keturunan etnis Tionghoa yang diharuskan sekolah tinggi-tinggi, tapi pada akhirnya harus bekerja di toko orang tuanya dirilis, film Cek Toko Sebelah ini mendapatkan reaksi positif dari pada kritikus dan penonton. Di akhir masa penayangannya, tiket sinema ini terjual sebanyak 2,6 juta lembar dan meraih pendapatan kotor hingga 92 miliar sinema ini berhasil mendapatkan sembilan nominasi pada Festival Film Indonesia 2017, dan memenangkan sebuah penghargaan untuk kategori Skenario Asli Terbaik. Tak hanya itu, sinema ini juga memenangkan penghargaan kategori Film Terpuji dan Aktor Terpuji pada ajang Festival Film Bandung ingin tahu informasi lainnya seputar film Cek Toko Sebelah? Simak ulasan yang sudah kami siapkan di bawah ini, yuk! Di sini kamu nggak hanya bisa membaca sinopsisnya, tapi juga trivia menarik seputar filmnya. Selamat membaca! Sinopsis Sumber Wikimedia Commons Kisah film Cek Toko Sebelah ini menceritakan tentang sebuah keluarga etnis Tionghoa yang terdiri dari sang ayah yang akrab disapa Koh Afuk Chew Kin Wah bersama kedua putranya, Yohan Dion Wiyoko dan Erwin Ernest Prakasa. Koh Afuk memiliki sebuah toko kelontong yang laris manis. Kedua anak laki-lakinya memiliki kehidupan dan sifat yang bertolak belakang. Sang kakak, Yohan, adalah fotografer serabutan yang masih merasa sedih setelah kematian ibunya. Sementara Erwin merupakan anak idaman orang tua karena memiliki karier bagus dan seorang pacar cantik dari kalangan atas bernama Natalie Gisella Anastasia. Konflik dimulai ketika Koh Afuk terserang penyakit, kemudian tersadar kalau ia tak bisa mengurus toko kelontong selamanya. Ia pun kemudian meminta anak bungsunya, Erwin, untuk mengurus tokonya. Padahal, saat itu Erwin tengah berupaya mengejar masa depan yang lebih cerah dari kantornya. Sang kakak, Yohan, langsung saja tak terima karena ayahnya lebih memilih Erwin untuk melanjutkan usaha toko kelontong tersebut. Sebagai anak sulung, ia merasa lebih berhak atas toko itu. Namun sayangnya, Koh Afuk tidak memiliki hubungan akur dengan Yohan dan tak mempercayai putra sulungnya itu sama sekali. Padahal Yohan sebenarnya memiliki niat tulus untuk melanjutkan toko kelontong keluarganya itu. Sementara Erwin tengah menghadapi dilema karena sebenarnya lebih ingin meneruskan kariernya. Apakah yang akhirnya dilakukan oleh Erwin? Akankah ia menerima tawaran ayahnya dan meninggalkan kariernya? Kemudian bagaimanakah nasib Yohan? Baca juga Film Indonesia Terbaik Sepanjang Masa yang Wajib Kamu Tonton Pemeran & Karakter Sumber Instagram – gisel_la Pemeran Utama Ernest Prakasa – Erwin Dion Wiyoko – Yohan Chew Kin Wah – Koh Afuk Adinia Wirasti – Ayu Gisella Anastasia – Natalie Tora Sudiro – Robert Asri Welas – Ibu Sonya Yeyen Lidya – Anita Dodit Mulyanto – Kuncoro Baca juga Film Drama Terbaik Sepanjang Masa yang Patut Ditonton Pemeran Pendukung Kaesang Pangarep – Tukang Taksi Awwe – Ojak Adjis Doa Ibu – Yadi Arafah Rianti – Tini Aci Resti – Kurir Tengil Anyun Cadel – Rohman Abdur Arsyad – Vincent Nino Fernandez – Reno Hifdzi Khoir – Pria Misterius Budi Dalton – Pak Nandar Arief Didu – Dokter Cahyo Yudha Keling – Diding Liant Lin – Amiauw Edward Suhadi – Aming Sylvester Aldes – Aloy Melissa Karim – Elisa Ichal Kare – Iwan Raim Laode – Joni Hernawan Yoga – Saipul/Tukang Roti Yusril Fahriza – Naryo Gita Bhebhita – Bu Hilda Guntur LDP – Pengantin Pria Paopao LDP – Pengantin Wanita Dayu WIjanto – Ci Lili Ucita Pohan – Mamak Rempong Sri Rahayu – Tukang Selfie Arif Brata – Untung Rachman Avri – Pak Ali Billy W Polli – Satpam Rumah Sakit Bene Dionysius – Cameo Gak Jelas Adink Liwutang – Cameo Gak Jelas Marvel Adyama – Erwin Kecil Faisal Alfiansyah – Yohan Kecil Patrick Effendy – Pacar Bu Hilda Trivia Menarik seputar Film Cek Toko Sebelah Sumber Instagram – firazhafira 1. Ada Apa dengan Karmen? Salah satu karakter yang terdapat di film Cek Toko Sebelah ini adalah Ayu, istri Yohan, yang diperankan oleh Adinia Wirasti. Kamu mungkin lebih mengenal perempuan itu lewat perannya sebagai Karmen dalam film Ada Apa dengan Cinta? dan Ada Apa dengan Cinta? 2. Menariknya, di sepanjang filmnya, kamu bisa mendengar beberapa penjaga toko tengah membicarakan seorang karakter dari film Ada Apa dengan Cinta? Mereka membahas siapa yang paling cantik di film tersebut dan keputusannya adalah Karmen. Salah satu dari mereka pun berharap dapat segera bertemu Karmen dan berfoto bersama. Padahal, saat itu Adinia Wirasti yang memerankan Karmen ada di dekat mereka. Ada-ada saja, ya! 2. Negara punya Bapakmu? Salah satu adegan yang cukup membuat tertawa adalah ketika Yohan Dion Wiyoko berselisih paham dengan seorang supir taksi yang menabraknya. Yohan pun berteriak marah dan bertanya, “memangnya negara ini milik bapakmu?” Lucunya, pria yang memerankan supir taksi itu adalah vlogger dan pengusaha makanan, Kaesang Pangarep. Kalau kamu belum tahu siapa Kaesang, ia adalah putra bungsu Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, presiden yang menjabat ketika film Cek Toko Sebelah ini tayang di bioskop. 3. Janji Menggunduli dan Mengamen di Metro Mini Sebelum filmnya tayang, Ernest Prakasa membuat sebuah janji untuk menggunduli kepalanya jika tiket filmnya terjual sebanyak satu juta lembar. Ketika akhirnya angka itu tercapai, sang sutradara pun memenuhi janjinya. Tak hanya itu, Gisella Anastasia juga membuat janji untuk mengamen di metro mini jika tiket filmnya terjual sebanyak dua juta lembar. Ketika akhirnya penonton filmnya menembus angka dua juta orang dalam 19 hari, mantan istri Gading Martin itu mengamen di metromini di sekitar Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 4. Diangkat Menjadi Serial Ketenaran dari film Cek Toko Sebelah ini membuat sebuah layanan video on-demand dan rumah produksi Starvision Plus bekerja sama untuk memproduksi serialnya. Masih dengan karakter yang sama, plotnya kini berpusat pada usaha Erwin untuk memajukan toko milik ayahnya agar terlihat lebih modern dan efisien. Konflik terjadi ketika hambatan demi hambatan menghalangi upaya Erwin. Mulai dari para pegawai yang tidak menanggapinya dengan serius, hingga sang ayah yang takut menghadapi perubahan yang mungkin terjadi. Kalau kamu ingin menontonnya, serial berjumlah 12 episode ini dapat kamu saksikan di aplikasi dan website legal favoritmu. Dengan masing-masing episodenya berdurasi sekitar 25 menit, kamu bisa menyaksikan kelanjutan kisah Erwin dan Yohan yang semakin seru. Baca juga Jangan Lewatkan untuk Menonton Film Romantis Terbaik di Dunia Berikut Jangan Sampai Ketinggalan Menonton Film Cek Toko Sebelah Setelah membaca sinopsis dan trivia menarik film Cek Toko Sebelah ini, apakah kamu semakin ingin menonton filmnya? Supaya lebih seru, ajaklah teman-temanmu untuk menyaksikannya bersama-sama. Kalau kamu masih ingin mencari tontonan yang seru lainnya, coba cek kanal Hiburan di website ini, yuk! Di sini kamu bisa mendapatkan ulasan menarik tentang film-film dari berbagai genre, mulai dari romantis, komedi, horor, thriller, dan masih banyak lagi. PenulisRizki AdindaRizki Adinda, adalah seorang penulis yang lebih banyak menulis kisah fiksi daripada non fiksi. Seorang lulusan Universitas Diponegoro yang banyak menghabiskan waktunya untuk membaca, menonton film, ngebucin Draco Malfoy, atau mendengarkan Mamamoo. Sebelumnya, perempuan yang mengklaim dirinya sebagai seorang Slytherin garis keras ini pernah bekerja sebagai seorang guru Bahasa Inggris untuk anak berusia dua sampai tujuh tahun dan sangat mencintai dunia anak-anak hingga sekarang. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar. Dalam perjalanan ke Bangka, yang tulisannya baru kelar 2 itu, saya diberi tahu oleh Tintus perihal anak gadis lulusan akuntansi sebuah kampus terkemuka di Jakarta yang “berakhir” mengelola toko oleh-oleh milik orangtuanya. Kisah anak yang disekolahkan tinggi-tinggi dan pada akhirnya akan mengurus dan melanjutkan usaha orangtua adalah profil yang jamak kita temukan, utamanya dalam kehidupan etnis Tionghoa di Indonesia. Ernest Prakasa kita kenal sebagai komika yang mengangkat isu etnis ini sebagai bahan pekerjaannya alias bahan lawakannya. Sesudah memulai dengan Ngenest, kini muncul karya lanjutan yang seolah menjadi pembalasan Ernest terhadap kekurangan-kekurangan di film Ngenest. Judul filmnya juga berbeda Cek Toko Sebelah. Kalau nggak percaya, cek toko sebelah’ merupakan kalimat yang cukup sering dilontarkan oleh kokoh-kokoh Tionghoa yang dagang. Dimanapun berada, pokoknya, kecuali di balai kota Jakarta. Heuheu. Kalimat itu yang diambil oleh Ernest dan timnya sebagai judul, meski sebenarnya dari konten cerita, nyaris tidak ada hubungannya. Dikisahkan ada dua orang lelaki kakak beradik, sedikit beda nasib. Yohan Dion Wiyoko menjadi sosok kakak yang kalah saing dengan adiknya, Erwin Ernest. Ada permasalahan antara Kokoh Yohan dengan sang ayah, Koh Afuk Chew Kin Wah, ada hal yang dingin dalam hubungan mereka. Pada saat yang sama, Yohan hidupnya tidak baik-baik benar. Kerjaan freelance, duit nggak banyak, rumah masih ngontrak pula kayak saya. Erwin sebagai seorang adik jelas lebih moncer karena kariernya bagus dan pada saat yang sama akan mendapat promosi ke kantor di Singapura. Permasalahan muncul kala Koh Afuk mulai sakit-sakitan dan ingin mewariskan tokonya. Masalah antara Koh Afuk dan Yohan menjadikan Erwin dipilih Koh Afuk sebagai orang yang tepat untuk melanjutkan toko tersebut. Yohan nggak terima, Erwin jelas nggak berminat. Pada akhirnya dilema antara karir Erwin dan keinginan Yohan untuk mengurus toko, serta balada pengusaha properti yang berminat pada tokonya Koh Afuk menjadi pusaran penting dalam film ini. Sudah, ya, nanti dikira spoiler. Cek Toko Sebelah bagi saya terbilang pas. Beberapa logika yang di film-film lain dianggap ringan dan diabaikan, cukup beres dalam film ini. Saya sendiri angkat topi kepada Ernest yang berani-beraninya mengangkat topik tentang kehidupan Tionghoa, ditambah bumbu kehidupan Kristen pula. Ada salib yang tergantung di leher hingga adegan doa disertai ayat dari Alkitab. Agak ngeri sejatinya di jaman kebencian lebih mudah ditemui daripada cewek cantik seperti sekarang ini. Saya yakin, pengalaman Ernest sebagai anak Tionghoa yang besar dalam kehidupan dagang menjadi modal untuk menggarap detail dengan ciamik. Relasi antar karyawan toko digambarkan dengan cair, persis kayak saya melihat karyawan di Kampung Cina Bukittinggi berelasi dengan yang punya toko. Termasuk juga hubungan dengan karyawan di toko sebelah. Mulus. Film ini boleh dibilang 50% komedi, 50% drama. Saya sendiri mendapati porsi yang pas dalam pembagian itu. Saya tertawa keras dalam beberapa adegan, namun juga haru kala Koh Afuk memeluk Yohan di makam. Oh, iya, adegan favorit saya sebenarnya ada di bagian awal film. Adegan yang terbilang nggak penting, alias diedit juga nggak masalah, namun ditampilkan sedemikian cakep. Alkisah, Yohan dan Ayu Adinia Wirasti naik motor bareng-bareng dan nyaris ditabrak taksi. Yohan marah-marah sambil memukul taksi hingga supirnya keluar. Supir ditampilkan tampak belakang terlebih dahulu. Yohan marah-marah sambil berkata, “Memangnya negara ini punya bapakmu apa?” Adegan ini menjadi sangat lucu kala wajah si supir taksi ditampilkan. Kenapa lucu? Ya, nonton sendiri dan nikmati saat-saat untuk ngakak gila dalam adegan yang satu ini. Cerita kala Yohan bermain kartu dengan teman-temannya juga selalu menarik, pun dalam dialog Erwin dengan Bu Sonya, bos di kantor. Pokoknya, “Harta yang paling berharga adalah keluarga….” Kalaulah ada yang kurang dalam film ini adalah konflik Yohan dan Koh Afuk yang tampak tanggung. Konfliknya ada, namun penonton seperti saya sungguh bertanya, sebenarnya apa yang terjadi diantara mereka?’. Setidak bisa apakah Yohan mengurus diri? Seditolak apakah Ayu oleh Koh Afuk? Menjadi semakin rancu karena sebenarnya ada Adinia Wirasti dalam permasalahan ini. Terasa nanggung sekali dan posisi Rasti jadi sayang, karena kita tahu sebagai Karmen, Rasti mendapat peran yang klop dengan masalah. Detail dalam film ini terbilang bagus, hanya beberapa yang perlu dipertanyakan. Pertanyaan paling hanya soal kamar apartemen Erwin yang apakah memang sekecil itu? Berasa nginep di hotel Whiz atau Amaris, gitu. Sisanya, top. Bahkan mobil Koh Afuk sampai mengingatkan saya kepada Tionghoa kaya raya di Cikarang yang punya tanah begitu banyak namun mobilnya masih edisi lawas. Film ini cocok bagi yang sedang bermasalah dengan keluarga, atau barusan kena kemalangan dan merasakan perlunya kebersamaan keluarga. Sungguh, harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana… Nggak ngerti? Katrok.

kelebihan dan kekurangan film cek toko sebelah