Kinisaat rindu ayah dan ibu. Aku hanya bisa mengunjungi pusaramu. Mendekap erat fotomu. Mengingat semua nasihatmu. Mengenang keteladananmu. Doa-doamu telah mengikatku dalam cinta dan kasihmu. Ya Allah Yang Mahakuasa. Ampuni dosa-dosa kedua orang tuaku selama di dunia. Berilah tempat terbaik bagi keduanya di alam kubur saat ini.
Puisiungkapan rindu untuk ayah yang telah tiada adalah kata-kata curahan hati untuk ayah dan
Ceritaayah Dulu hidup ayah sekadar cuma Ada yang telah kembali Hilang bagai tiada lagi Terlipat dalam kenangan sejarah Mungkin dikenang atau dilupai Puisi ini telah menjadi peringatan untuk orang Melayu sedar kelemahan mereka itu iaitu mudah lupa.Tetapi telah jadi alat musuh melayu berusaha dengan lebih giat membuatkan orang Melayu
Sayangyang tiada berhenti Ayah tidak pernah pergi Karena cinta dan sayang ini Ayah selalu ada bagi kami Di dalam sanubari. 2. Puisi tentang Ayah yang Sudah Meninggal Karya : Widya SEO Ayah . . Tak terasa begitu cepat waktu berlalu Kerinduanku akan masa kecil bersamamu Kini hanya bisa ku kenang, tak kan lagi terulang Meskipun kini kau jauh disana
Terimakasihayah untuk semua kasih sayangmu. 12. Rindu di Antara Hujan. Tetes demi tetes air langit membasuh wajahku Membasahi tanah yang telah kering Bulir itu terpecah saat membentur bumi Setiap tetesnya mengandung rindu yang terpendam. Tak dapat ku cegah segala rasa rindu yang kian mendesak Ingin segera kucurahkan atau sekedar ku ucap
3FnAQ. Setiap tanggal 12 November, kita memperingati Hari Ayah Nasional. Peringatan Hari Ayah dilakukan untuk menghormati peran Ayah dalam kehidupan keluarga. Bagi banyak keluarga, Ayah merupakan sosok pahlawan yang akan selalu ada dalam keadaan apa pun. Untuk mengapresiasinya, Bunda bisa, lo, memberikan kumpulan puisi untuk Ayah. Puisi merupakan karya sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, dan rima. Karya puisi bisa menjadi media yang cocok untuk mengungkapkan perasaan dan rasa terima kasih pada Ayah. Bagaimana pun keberadaan Ayah merupakan suatu hal yang penting dalam setiap keluarga. Ayah bisa menjadi pelindung dan penjamin kebahagiaan keluarga sehingga tak ada salahnya untuk memberikannya penghargaan dalam bentuk puisi. Bila Bunda ingin memberikan puisi baik kepada Ayah atau suami yang kini telah menjadi Ayah, Bunda bisa menulisnya sendiri. Namun, tak perlu khawatir bila Bunda tidak bisa membuatnya, Bunda bisa memberikan puisi mengharukan yang bercerita tentang Ayah. Puisi-puisi ini dijamin akan membuat Ayah merasa bahagia dan tersanjung. Selain itu juga bisa menjadi pelampiasan rasa rindu pada sosok Ayah yang sudah meninggal dunia. Kumpulan Puisi untuk Ayah yang Mengharukan Puisi merupakan sebuah media yang sering digunakan untuk menyampaikan isi perasaan. Bila selama ini Bunda kesulitan untuk mengungkapkan perasaan, Bunda bisa menggunakan kumpulan puisi untuk Ayah ini untuk membagikannya. 1. “Untukmu Seorang Bapak” karya Ibnu Abhi, Puisi sebagai Ucapan Terima Kasih Sumber Pexels Meski suaramu Tak semerdu nyanyian lembut seorang ibu Kau membingkaiku dengan nada nada ketulusan Yang mengantarkan hatiku Menuju lembah tinggi Bernama kedamaian Meski sentuhanmu tak selembut belaian suci seorang ibu Namun dengan dekapanmu Ku terhangatkan dengan kasihmu Ku terlenakan Dengan cintamu Tangisku berderai Kala ku ingat ucapan indahmu menimangku Kala ku sentuh tubuh letihmu menjagaku Seperti karang menjaga debu pasir Kau jaga aku Kau lindungiku Dari kotoran raga dan jiwa yang kan basahiku Kau rela di terpa deburan buih Yang berlalu Demi aku Demi anakmu Seakan tak pernah lelah Kau hapuskan tetes air mataku Seakan tak pernah bosan Kau redamkan aku dari tangisan Ku urai hati ini Untukmu Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan pada dermaga hidupku Hanya sebentuk puisi Dari ketulusan hati Untukmu bapakku Terima kasih. Artikel terkait Puisi Inspiratif di Hari Ibu 2. Mengenang Ayah karya Sutan Iwan Soekri Munaf, Puisi tentang Kerinduan pada Ayah yang Sudah Meninggal Terpisah Kembali jarak memadu resah Sementara rindu berpacu Aku pun ragu Setelah waktu berjalan sudah Aku lelah mencari kata tanpa bertemu Beku dalam windu demi windu suaramu Membakar setiap jengkal dada tiada kalimat yang dapat merapat Hati terjerat Ayahanda. Aku ingin sekali mendekat Kembali jarak dikuak Barangkali angin sampirkan pesan tentang ragu yang terbentang Barangkali jalan semakin lapang Semakin lelah Semakin lelah Semua menjadi bimbang dan darah beku menggumpal-gumpal Semua tinggal impian Ayahanda. Aku di sini masih mengurai seribu cerita dan membaca sejuta makna dalam katamu saat menyisi… 3. “Kepada Bapak” karya Gunoto Saparie, Puisi tentang Nasihat Ayah yang Sudah Meninggal Sumber Pexels Ada peci putihmu tergantung di kapstok Bertahun-tahun di sana sejak kau pergi Namun jarum-jarum jam dinding berhenti Dan kalender di tembok pun mendadak rontok Ada potretmu mengabur di dekat pintu Ada senyum tipis membayang harapan Betapa berat rindu, bapak, tersendat di kalbu Angin tanah kelahiran melagukan alam pedesaan Selalu kuingat kata-katamu tentang kehidupan Tentang negara, agama, dan pengabdian Kata-kata yang patah-patah, tertahan-tahan Kami tak tahu, ternyata untuk yang penghabisan Ada sandalmu teronggok di ujung ranjang Ada buku-bukumu, kitab-kitab menguning Berjajar di rak, terserak di meja dan lantai Ada yang tertinggal di hati, Allah, kasihmu abadi Artikel terkait 7 Momen Terindah dan Mengesankan Saat Menjadi Ayah 4. “Titip Rindu untuk Ayah” karya Riska Cania Dewi, Puisi tentang Kesedihan Anak Akan Ayah yang Telah Tiada Hening malam Serpihan-serpihan harapan datang Merindu kau kembali bersama Setitik harapan ingin kau kembali datang Berkumpul bersama kami semua Air mata menyesakkan dada Harapan tersapu badai kekecewaan Apa daya mengharapkan mu datang Kau tak akan kembali sebab kau telah bersama Tuhan Ku panggil merpati menyampaikan salam rindu dari anakmu untuk ayah tercinta 5. “Puisi di Suatu Dahulu” karya Norman Adi Satria, Pusi tentang Pelajaran Hidup yang Pernah Diajarkan Ayah Sumber Pexels Rumah masa kecilku yang ada di suatu dahulu hanya berdinding anyaman bambu Agar tampak kuat, Ayah menempelkan kertas bekas dengan lem dari tepung kanji dan meleburnya dengan kapur. Bila hujan datang semuanya luntur. “Ayah, luntur.” “Tak apa, Nak. Lekas tidur.” Ayah sepanjang malam mengumpulkan lap gombal untuk menambal Jangan sampai air hujan merembes ke kasur Agar aku tetap lelap tertidur Suatu hari aku minta dibelikan air mancur Agar mandiku tak usah mengguyur “Ayah, di kamar mandi orang kaya ada air mancur mereka tak usah gebyur-gebyur. Tinggal putar kran langsung cur.” Ayah hanya menghela napas Mungkin pintaku tak terukur Ia hanya seorang tukang cukur Namun sorenya aku melihat air mancur di kamar mandiku Ayah membuatnya dari botol bekas yang ia lubangi kecil-kecil di bawahnya Airnya dari ember yang terus ia isi air dari timba dari sumur tetangga dan mengalir melalui selang Aku mandi dengan senang berasa seperti orang kaya “Nak, untuk mandi seperti ini kita tak perlu jadi orang kaya, jadilah orang yang mampu melakukan apapun dalam keterbatasan yang ada.” katanya sembari terus menimba di suatu dahulu kala. 6. “Saat Ayah Tidur” karya Rayhandi, Puisi tentang Kerja Keras Seorang Ayah Saat ayah tidur Kutemukan seberkah kedamaian di sana Tepatnya di wajahmu yang senja itu Kulihat di sana begitu banyak sajak balada. Saat ayah tidur Kutemukan wajah kebebasan Laksana rindu terbebas dari kesepian menghujam Di sanalah kutemukan ia. Saat ayah tidur Saat itulah kau menjadi asli tanpa topeng tanpa drama Kau menjadi dirimu yang rapuh dan sakit Kau menjadi manusia wajar bukan robot. Saat ayah tidur Ingin rasanya kumenangis Mengingat sebait takdir kita yang sekarat Mati tidak mau menyerah tidak bisa. Saat ayah tidur Ayah kudongakkan wajahku ke atas biru Kumohon padaNya dengan khidmat Semoga aku selalu bersamamu Melihat tidurmu Ayah Artikel terkait 7 Puisi Romantis Ini Bisa Bikin Hubungan Pernikahan Lebih Intim 7. “Lelaki di Sudut Lorong” karya Rayhandi, Puisi tentang Ayah yang Bekerja Keras Selama Hidup Sumber Pexels Lelaki di Sudut Lorong Lelaki di sudut lorong Dia adalah lelaki kuat bak baja dan sabar bak laut Tiada mengeluh ketika susah Tiada pula berteriak ketika senang. Lelaki di sudut lorong Dia adalah lelaki miskin Miskin harta tapi kaya hati Miskin ilmu tapi kata iman Lelaki di sudut lorong Dia adalah lelaki mati rasa Tiada bisa tersenyum tiada bisa menangis Kehidupan telah mempermainkannya Lelaki di sudut lorong Dia adalah lelaki berhati maaf Ratusan orang pernah memakinya, memaki harga dirinya Maaf masih ia suguhkan untuk membalas mereka Lelaki di sudut lorong Dia adalah lelaki yang hidup dengan airmata Hidup di jalan Bertemankan hina dan berkasihkan sengsara. Lelaki di sudut lorong Kerasnya takdir telah mengubahnya Hatinya telah tiada tanpa bentuk Raib ditelan rasa sakit Lelaki di sudut lorong Makanannya adalah kekecewaan Minumannya adalah airmata Dan pujiannya adalah hinaan Lelaki di sudut lorong Tidur di emperan toko Kerjaannya adalah mengharap, tidak! Mengemis Mengemis sedikit nurani dari mahkluk yang mengaku manusia. Lelaki di sudut lorong Dia adalah ayahku Masa mudanya telah menjadikannya batu Kerasnya hidup membuat ia tegar. 8. “Bait Sajak untuk Ayah” karya Novi Aqilla, Puisi tentang Rasa Terima Kasih Anak Atas Kasih Sayang Ayah Ayah… Tulusnya nasehatmu tlah membingkai hatiku Menuju lembah tinggi kedamaian Dekapanmu telah meredam amarahku Tak kuasa tangisku berderai Kala ku ingat kata bijakmu Kau jaga aku Dari kotoran raga dan jiwa yang kan nodai aku Kau rela diterpa deburan buih yang berlalu Demi aku Demi anakmu Seakan tak pernah lelah kau hapuskan tetes air mataku Seakan tak pernah bosan kau redamkan aku dari tangisan Ku urai hati ini Untukmu Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan Pada Dermaga hidupku Hanya sebentuk puisi dari ketulusan hati Untukmu, ayah. Terima kasih. 9. “Kerinduan” karya Niki Ayu Anggini, Puisi tentang Seorang Anak yang Merindukan Ayahnya Sumber Pexels Ayah di mana engkau berada Di sini aku merindukan mu Mengiginkan untuk bertemu Merindukan akan belaian mu Kasih sayang mu selalu ku rindukan Engkau selalu hadir dalam mimpi ku Mimpi yang begitu nyata bagiku Mengiginkan engkau untuk kembali Aku selalu mengharapkan engkau hadir Menemani aku setiap hari Menemani masa pertumbuhan ku Untuk tumbuh menjadi besar Tanpa engkau di sisiku Tanpa engkau yang menemani hari-hari ku 10. “Perginya Dirimu” karya Muzdalifah Agustina Tak ada kata yang pantas terucapkan Hanya derai bening yang selalu bercucuran Membayangkan segala kenangan Teringat akan semua kebersamaan Walau ucapmu terkadang pahit Sentakmu buatku sakit Namun kan ku coba tuk bangkit Tak peduli itu mudah ataupun sulit Keluh kesah selalu kau sembunyikan Kau simpan dalam sebuah senyuman Apapun yang kau rahasiakan Aku selalu bisa merasakan Itu dahulu, saat kau masih bersamaku Banyak hal yang buatku malu Malu karna telah menyia-nyiakanmu Kini hanya sesal yang tersisa di jiwa Ingin sekali aku mengulang semua Jika Tuhan mengizinkannya Aku takan lagi buatmu kecewa Andai Tuhan beritahu aku Bahwa Ia akan mengambil ayah lebih dulu Mungkin aku takan lakukan itu Kan ku buat dia bahagia karena aku *** Nah, itulah 10 kumpulan puisi untuk Ayah yang sangat mengharukan. Puisi memang cocok sekali ya, Bun, untuk mengungkapkan perasaan. Baca juga Bisa Bikin Hubungan Keluarga Semakin Harmonis, Ucapkan 9 Kata Pujian untuk Ayah 7 Pujian Kepada Suami yang Sebaiknya Sering dilontarkan Istri Menyiapkan Kejutan Di Hari Ayah Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Puisi ini sengaja saya buat teman - teman semua yang saat ini sudah merasakan betapa sedihnya menjalani hidup tanpa seorang Ayah. Terutama yang baru - baru ini ditinggal seperti saya sendiri, apalagi sebentar lagi akan menjumpai bulan Ramadhan, biasanya dulu kalau sahur sekeluarga bareng, buka puasa bareng, tapi bulan Ramadhan nanti akan menjadi bulan Ramadhan pertama yang paling menyedihkan. Apa lagi nanti kalau lebaran idul fitri pasti tambah sedih. Dulu usai sholat idul fitri langsung pulang kerumah terus minta maaf sama bapak dan ibu, tapi nanti setelah sholat malah mengunjungi makamnya. Silahkan baca beberapa puisi untuk Ayah di bawah ini dan semoga cinta kita tak berkurang sedikitpun buat seorang yang telah membesarkan dan memberikan pelajaran hidup buat kita Ayah . . Tak terasa begitu cepat waktu berlalu Kerinduanku akan masa kecil bersamamuKini hanya bisa ku kenang, tak kan lagi terulangMeskipun kini kau jauh disanaAku yakin kau akan bahagiaHanya do'a yang dapat kuberikan padamu kiniSemoga apa yang telah kau berikan padaku, dapat menjadi contohSemoga aku menjadi pribadi yang sepertimu, tegas, berwawasan, dan berjiwa kasihAku rindu padamu yah . .!!Masih terasa goresan luka kepergianmu Masih membayang kenangan indah masalalumu Kini semua benar - benar telah berlalu Sedih ini bercampur pilu Tangis ini bercampur rindu Sesungguhnya aku … Masih butuh kasih sayangmu Masih ingin dipelukanmu Namun... apalah dayaku Kini ku hanya bisa memandang nisanmu Mengenang jasa dan kebaikanmu Menuruti semua nasihatmu Ayah Do’a ku ini mengiringi perjalananmu Semoga Tuhan mengampuni dosa - dosamu Semoga Tuhan menerima amal ibadahmu Dan semoga tempat yang layak ditujukan untukmu Aku... slalu menyayangimu Tak mampu ku mengingat masalalu saat bersamamu Saat jalan - jalan sekeluarga bersama Saat bersih - bersih rumah bersama Saat nonton TV bersama Saat bercanda dan tertawa bersama Setiap ku ingat.. air mata ini tak dapat ku bendung Sekarang tawamu sudah tak bisa kudengar lagi Kulitmu tak bisa kurasakan lagi Wajahmu tak bisa kulihat lagi Sungguh kumerindukan masa kecilku dulu Ingin ku bersamamu lagi Namun semua itu tak mungkin bisa terulang lagi Karena kini batu nisan telah menghalangi Andaikan waktu itu ku di dekatmu Mungkin hal ini tak akan terjadi Tapi apalah daya.. semua itu sudah berlalu Kau nyata telah meninggalkanku Kau meninggalkanku disaat aku belum bisa membahagiakanmu Kau meninggalkanku disaat aku belum bisa membalas jasa - jasamu Kini hanya doa yang bisa ku berikan padamu Semoga kau bahagia disana.. Ayah !!Janganlah pernah melupakan untuk mendoakan kedua orang tua kita, seburuk apapun orang tua kita, namun merekalah orang yang paling menyayangi Bola Ligabet88 Promo Bonus 100% IBCBET SBOBET 368BET Lihat Puisi Selengkapnya
puisi untuk ayah yang telah tiada