PortalMaduraCom, Sumenep - Pada momentum lebaran ketupat (hari ke 7 lebaran Idul Fitr), wisata religi makam (asta) Sayyid Yusuf di Kecamatan Talango (Pulau Poteran), Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dipadati peziarah, Jum'at (24/7/2015).. Para peziarah yang datang untuk memanjatkan doa, tahlil dan membaca Alqur'an itu, datang dari berbagai penjuru Madura, seperti Pamekasan dan Memanfaatkanakhir pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) 1 tahun pelajaran 2021/2022, SDN Padike 1 Kecamatan Talango, Sumenep melakukan ziarah kubur di pemakaman Asta Sayyid Yusuf Talango, Sabtu 02 oktober 2021. Ziarah yang diikuti seluruh siswa dan guru itu bertujuan agar peserta didik lebih dekat dan menghayati pada para leluhur. LebaranKetupat, Makam Sayyid Yusuf Talango Dipadati Peziarah PortalMadura.Com, Sumenep - Pada momentum lebaran ketupat (hari ke 7 lebaran Idul Fitr), wisata religi makam (asta) Sayyid Yusuf di Kecamatan Talango (Pulau Poteran), Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dipadati peziarah, Jum'at (24/7/2015). AstaSayyid Yusuf adalah wisata ziarah makam salah satu penyebar agama islam di Sumenep. Lokasi Jalan Asta Yusuf, Sumenep, East Java, Indonesia 69481 Letaknyaberjakarak 11 kilo meter dari Kota Sumenep menuju pulau Talango. Menurut cerita secara turun temurun, asal mula makam Sayyid Yusuf bermula pada tahun 1212 H atau 1791 M saat Raja Sri Sultan Abdurrahman Pakutaningrat beserta rombongan dan prajuritnya berangkat dari keraton demi menyebarluaskan agama Islam di Bali. ewNb. News Saturday, 10 Jun 2023, 1205 WIB 3. Asta Yusuf TalangoSetelah Asta Tinggi, peziarah dapat melanjutkan agendanya ke arah timur kota Sumenep. Di sana terdapat makam waliyullah yakni Sayyid bin Yusuf Bin Ali Bin Abdullah Bin Al Hasani. Lokasinya terletak di Pulau Talango. Oleh karena itu, jika Anda menggunakan bus, maka kendaraan tersebut harus diparkir di pelabuhan Kalianget. Pasalnya, kapal penyebarangan menuju pulau tersebut hanya muat untuk kendaraat roda dua dan tempuh penyeberangan hanya sekitar lima menit dari pelabukan Kalianget ke pelabuhan Talango. Dan makam Asta Yusuf tidak jauh dari pelabuhan. Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca 4. Asta Katandur Tak banyak peziarah dari luar kota yang menziarahi tempat ini atau tak seramai peziarah yang datang ke Asta Tinggi dan Asta Yusuf. Padahal Asta Katandur mempunyai sejarah penting dalam penyebaran agama Juga Savefrom, Download Lagu Youtube MP4, Tanpa Aplikasi, Tanpa LoginAsta ini merupakan tempat pasarean Syekh Ahmad Baidawi yang merupakan cucu dari Sunan Kudus. Letak Asta ini di Asem Toronan, Pamolokan, Kec. Kota, Kabupaten Sumenep. Panduan menuju lokasi ini, tentukan arah ke Pasar Bangkal, di sana Anda bisa menanyakan ke orang-orang agar tidak bingung karena lokasi Asta di kawasan Masjid Jami’ SumenepSetelah selesai melakukan ziarah ke makam-makam waliyullah di Sumanep, Anda dapat mengakhiri kegiata wisata religi Anda di Masjid Agung Jami’ Sumenep. Masjid Agung ini mulai dibangun pada 1779 dan selesai 1787. Arsitekturnya ada campuran Cina, Eropa, Jawa dan Madura. Lokasi masjid ini terletak di pusat kota, Anda langsung menuju ke alun-alun kota Sumenep karena masjid ini berseberangan dengan alun-alun kota. Masjid ini sangat dekat dengan Keraton menarik lainnya Download Video TikTok Pakai SssTiktok, Mudah tak Butuh Waktu LamaPakai SSSInstagram untuk Download Video Reels Instagram, Cepat tak Sampai Tiga Menit libur akhir pekan wisata religi destinasi wisata religi wisata religi madura panduan ke wisata religi madura pulau madu Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini Jurnalis dan pernah nyantri Opini Yant Kaiy Sekitar tahun 1996, ketika saya menjadi redaktur di salah satu koran harian pagi di Jakarta Selatan, saya punya teman penyanyi cowok berasal dari Kota Bandar Lampung. Dia bercerita kalau pernah ke Kabupaten Sumenep, berziarah kubur ke makam Sayyid Yusuf di Pulau Talango Sumenep. Tidak hanya sekali, tapi sudah menjadi agenda tahunan. Dia mengilustrasikan suasana kuburan Sayyid Yusuf Talango-Sumenep cukup detail kepada saya. Sontak saya menjadi malu dibuatnya. Sebagai orang kelahiran Sumenep tidak tahu keberadaan makam yang ditemukan oleh Raja Sumenep Sri Sultan Abdurrahman Pangkutaningrat pada tahun 1212 Hijriah ini. Saya katakan sebenarnya kalau tempat tinggal saya berjarak 60 km ke kuburan Sayyid Yusuf, yaitu Kecamatan Pasongsongan-Sumenep. Anak Bandar Lampung ini pernah mengimpikan kalau suatu saat nanti akan ada jembatan yang menghubungkan Pelabuhan Kalianget dengan Pulau Talango. Menurutnya biar masyarakat yang berziarah dari luar kota tidak “jera” mengunjunginya kembali. Kalau bisa mudah berziarah kan lebih enak, ujarnya kepada saya di kantor redaksi 23 tahun silam. Lain cerita cowok Bandar Lampung yang membikin saya jadi malu, pada tahun 1998 saya ikut artis penyanyi dan pencipta lagu ke Rangkasbitung. Orang tua artis itu bertanya tentang kuburan Sayyid Yusuf kepada saya. Ketika itu sebelumnya saya sudah pernah ke Pulau Talango-Sumenep, jadi saya lancar saja ketika ia tanya ini dan itu. Dia beropini, kalau saja ada jembatan penghubung Pelabuhan Kalianget dan Pulau Talango tentu masyarakatnya akan sejahtera. Pemerintah Daerah pun akan memetik hasilnya, imbuhnya sambil menghidangkan kopi hangat kapada saya. Orang tua artis itu bercerita, kalau ia dan rombongan setelah ziarah walisongo biasanya ditutup dengan ziarah ke Sayyid Yusuf di Pulau Madura. Saya menghitung pertemuan itu sudah 21 tahun yang lalu. Jujur saja, sebenarnya saya sangat bangga Pulau Talango menjadi destinasi wisata religi utama selain Asta Tinggi, tempat makam para Raja Sumenep. Terlepas dari pro-kontra tentang pembangunan jembatan penghubung tersebut, saya ketika hari Selasa 12/11/2019 kemarin ziarah kubur ke Sayyid Yusuf, saya pun sempat mengimpikan jembatan penghubung itu. Karena harus berdesak-desakan dengan penumpang kapal penyeberangan karena hanya satu kapal yang beroperasi. Kalau orang Bandar Lampung dan Rangkasbitung teman saya saja ikut peduli, masak orang Sumenep tidak lebih dari mereka rasa pedulinya. Lantas bagaimana dengan Pemkab Sumenep? – Talango merupakan nama kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Sumenep. Daerah ini terletak di pulau kecil bernama Poteran, Kecamatan Talango terdiri dari delapan desa yakni, Desa Talango, Padike, Gapurana, Cabbiye, Essang, Palasa, Kombeng dan desa terakhir Desa Poteran. Pulau yang letaknya di sebelah tenggara Pulau Madura ini mempunya luas mencapai 49,8 kilometer persegi. Pulau Poteran menyimpan banyak kekayaan sumberdaya hayati dan non hayati, disana terdapat terumbu karang tepi Fringing reef dan pertambangan non ekstraktif. Selain eksotisme terumbu karang, kecantikan pulau ini semakin mempesona dengan adanya tumbuhan Lamun. Lamun adalah tumbuhan berbunga yang dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal. Selain terdapat ekosistem dan banyak meyimpan kekayaan alam, Pulau Poteran menyedot perhatian banyak orang dari berbagai penjuru nusantara, maka tak heran jika Pelabuhan Kalianget yang menjadi satu-satunya akses menuju pulau kecil ini selalu ramai dengan orang yang keluar-masuk menuju pulau yang memiliki sumur ini. Hal yang menjadi magnet banyak orang mengunjungi pulau ini karena adanya makam atau asta keramat yang terletak di Desa Padike. Makam ini ramai oleh peziarah setiap harinya yang datang dari berbagai daerah di Indonesia dan bahkan juga manca negara. “Sayyid Yusuf bin Ali bin Abdullah Al-Hasani”, begitu sejarah menyebut nama beliau yang dikenal masyarakat luas hingga saat ini. Ada secarik kisah yang unik dari sejarah makam Sayyid Yusuf, berawal dari Raja Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat yang sedang melakukan perjalanan bersama para prajuritnya menuju pulau Dewata, Bali pada 230 tahun silam, tepatnya pada tahun 1212 H atau 1791 M dengan tujuan menyebarkan agama Islam disana. “Di tengah perjalanan, Raja Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat beserta para prajuritnya berlabuh di pelabuhan Kalianget dan hendak beristirahat karena kelelahan. Saat beristirahat, Raja Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat tidak sengaja menemukan Makam Kuno Pasarean yang tidak terawat dan tidak ada penjelasan pasti,” kata Abdullah Kamal, salah satu penjaga Makam Sayyid Yusuf, 26/05/202. Kemudian, ditengah rasa penasaran dan ketidaktauannya, Raja Sumenep ini berdoa kepada Allah SWT untuk diberikan petunjuk. Doa sang raja diijabah Allah SWT, lalu muncullah cahaya yang terang luar biasa dari ilalang sampai ke langit, Raja Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat kemudian mendatangi sumber cahaya tersebut. “Di tempat yang mengeluarkan cahaya tersebut terdapat daun sukun yang bertuliskan Sayyid Yusuf bin Ali bin Abdullah Al-Hasani. Dan pada saat itu juga Raja Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat menuliskan nama pada batu nisan itu sesuai dengan tulisan pada daun sukun tersebut,” ujarnya Aneh memang, daerah yang tidak ditumbuhi pohon sukun, bisa terdapat daun sukun disana yang bertuliskan nama seorang wali ditengah rasa kebingungan Raja Sumenep saat itu. “Itulah keajaiban yang tertulis dalam sejarah makam Sayyid Yusuf dan masih dipercaya oleh masyarakat luas hingga saat ini, dan para peziarah juga tidak akan menemukan pohon sukun,” tambah Abdullah Kamal. Selain di Kecamatan Talango, Sumenep, Madura, makam Sayyid Yusuf juga terdapat di wilayah berbeda, bahkan ada yang terletak di benua Afrika. Antara lain terdapat di Banten, Caylon di Srilanka dan Kampung Macasar di Afrika Selatan. Berikut foto silsilah Sayyid Yusuf bin Ali bin Abdullah Al-Hasani Ket. Foto Silsilah Sayyid Yusuf bin Ali bin Abdullah Al-Hasani. Halaman 1 2 - Kabupaten Sumenep merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang letaknya berada di Pulau Madura. Luas wilayah Kabupaten Sumenep sekitar kilometer persegi, yang dihuni oleh jiwa penduduk. Sumenep termasuk kabupaten yang memiliki sejarah panjang, yang aktivitas pemerintahan sudah dimulai sejak tahun 1269 Kabupaten Sumenep selalu dikaitkan dengan Adipati Arya Wiraraja yang hidup di periode akhir Kerajaan Singasari. Artinya, pemerintahan di Sumenep sudah berdiri sebelum berdirinya Kerajaan Kabupaten Sumenep Asal-usul nama Sumenep berasal dari bahasa Kawi atau Jawa Kuno yaitu Songeneb, yang terdiri dari dua kata yaitu “Sung” dan “Eneb”. Kata Sung berarti relung, cekungan atau lembah. Sedangkan Eneb berarti endapan yang tenang. Sehingga, kata Songeneb memiliki arti lembah atau cekungan yang tenang. Penulisan kata ini lambat laun berubah menjadi Sumenep. Adapun kata Sumenep atau Songeneb dapat ditemukan di Kitab Pararaton, saat menceritakan “penyingkiran” Arya Wiraraja dari Singasarai. Disebutkan, Arya Wiraraja merupakan seorang penasihat sekaligus kepercayaan Raja Kertanegara dari Singasari. Home Jawa Timur Minggu, 09 April 2023 - 0836 WIBloading... Asta Tinggi dalam Bahasa Madura disebut dengan Asta Raja atau makam Pangradja, baik dari keturunan maupun kerabatnya. A A A SUMENEP - Berbagai wisata religi di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur bisa dikunjungi wisatawan selama Ramadan. Di tempat wisata ini bisa menghabiskan waktu menunggu waktu berbuka wisatawan akan berziarah kubur dan menikmati pemandangan tempat-tempat bersejarah di ujung pulau Madura itu. Beberapa wisata religi populer di Sumenep itu antara lain Asta Tinggi, Asta Sayyid Yusuf, dan Masjid Agung Asta Tinggi SumenepAsta Tinggi terletak di dataran tinggi, tepatnya di Jalan Asta Tinggi, Temor Lorong, Kebunagung, Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep. Dalam bahasa Madura, Asta Tinggi juga disebut dengan Asta Raja atau makam Pangradja, baik dari keturunan maupun kerabatnya. Makam tersebut milik Pangeran Anggadipa dan menjadi makam pertama di kompleks pemakaman Asta Tinggi. Pangeran Anggadipa merupakan putra dari Adipati Jepara yang diutus oleh kerajaan Mataram untuk menjaga dan mengatur pemerintahan kerajaan Sumenep ketika terjadi kekosongan Asta Tinggi dibangun sekitar tahun 1750 Masehi dengan areal kompleks makam berukuruan 112,2 meter x 109,25 meter. Kawasan pemakaman Asta Tinggi rencana awalnya dibuat oleh Panembahan Somala dan dilanjutkan oleh Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I dan Panembahan Natakusuma II. Selain sebagai peristirahatan terakhir raja-raja dari dinasti kerajaan Sumenep dan keturunannya, Asta Tinggi ini juga menyimpan banyak sejarah dan hal menarik dibaliknya. Diantaranya adanya empat kubah besar yang menaungi makam dan menjadi ikon utamanya yang disebut Asta Induk. Setiap kubah tersebut menjadi tempat peristirahatan terakhir raja-raja dari dinasti Sumenep beserta istri-istrinya. Yaitu Kubah Pangeran Panji Pulang Jiwo, Kubah Panembahan Sumolo, Kubah Tumenggung Tirtonegoro, Kubah Pangeran Djimat alias Pangeran Akhmad atau Kanjeng Aryo itu arsitektur bangunan yang ada di makam tersebut dipengaruhi oleh kebudayaan Belanda, Arab, China maupun Jawa. Namun yang masih nampak menonjol adalah kebudayaan Hindu. Ziarah ke Asta Tinggi Sumenep itu selain sebagai wisata spiritual tetapi juga bernilai sejarah yang sangat kental. 2. Asta Sayyid Yusuf TalangoDi kabupaten Sumenep juga terdapat Asta Sayyid Yusuf. Letaknya di kepulauan Poteran, kecamatan Talango. Sebagian masyarakat menamakan tempat itu dengan Asta Sayyid Yusuf Talango. Asta Sayyid Yusuf adalah makam seorang ulama sufi bernama Syekh Yusuf al-Makassari yang dikenal sebagai mursyid atau pembimbing tarekat yang hendak menuju ke Asta Sayyid Yusuf, akan menyeberangi lautan dengan menggunakan perahu yang disediakan oleh dinas perhubungan. Letaknya berjakarak 11 kilometer km dari Kota Sumenep menuju pulau Talango. wisata religi sumenep ramadan pariwisata pulau madura Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 11 menit yang lalu 20 menit yang lalu 22 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 2 jam yang lalu

sejarah sayyid yusuf talango sumenep